SMAN 1 Kaliwungu Raih Dua Medali Lomba KIR Internasional
SMAN 1 Kaliwungu belum lama ini meraih dua medali dalam lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) internasional yang digelar International Science Technology and Enginering Competition (ISTEC) di Bandung. Kegiatan itu diikuti lebih dari 183 tim yang berasal dari 14 negara seperti Thailand, Afrika Selatan, Vietnam, Brasil, Turki, dan Indonesia.
Perolehan dua medali dipersembahkan Lutfi Aulia dan Diah Dewi Aryani yang mendapat perak dan Aisyah Shinta Balqis-Aulia Deby Sanggreni meraih perunggu. Lutfi dan Diah bertanding dalam bidang ilmu pengetahuan dengan karya Enceng Gondok, Lamtoro, dan Kacang Kedelai sebagai Bahan Pakan Buatan untuk Mencegah Parasit Helmintiasis dan sebagai Sumber Nutrisi Ikan Lele. ‘’Waktu penelitian sekitar empat bulan,’’ tutur Lutfi.
Diah menambahkan, pengujian pelet lele itu dilakukan di empat kolam berisi lele. Kolam pertama dengan komposisi enceng gondok 50 persen, lamtoro 20 persen, dan kedelai 30, kolam kedua enceng gondok (40 persen), lamtoro (30 persen), dan kedelai (30 persen). Kolam ketiga enceng gondok (30 persen), lamtoro (30 persen), dan kedelai (40 persen) dan kolam keempat menggunakan pelet yang dijual di pasaran. ‘’Hasilnya semakin banyak kedelai, kandungan protein pada pelet semakin tinggi,’’ tambahnya.
Peraih medali perunggu Aisyah dan Aulia dengan karyanya yakni Rancang Bangun Alat Pemanfaatan Limbah Air Rumah Potong Ayam sebagai Alternatif Energi Listik. Aulia menjelaskan, penelitian itu yakni terjadinya reaksi multi enzim dari mikroba dengan substrat yang terjadi pada bioreactor untuk menghasilkan bahan bakar yang mengalir ke anoda.
Hasil penelitian ini diperoleh bahwa tegangan luaran alat adalah tegangan AC dengan menggunakan inverter DC to AC yang mampu menghasilkan energi listrik. ‘’Penelitian kami coba menggunakan lampu dan hasilnya lampu tersebut menyala,’’ terang dia.
Aisyah mengaku, penelitian dilakukan, karena kerap mendengar keluhan warga akan limbah dari pemotongan ayam. Dia bersama Aulia mencoba mencari alternatif untuk mengubah limbah itu bisa bermanfaat. ‘’Alhamdulilah penelitian yang kami lakukan berhasil. Semua itu tidak lepas bimbingan dari kepala sekolah,’’ tuturnya.
Kepala SMA 1 Kaliwungu, Isa Ansori, mengaku bangga kepada anak didiknya yang mampu meraih juara tingkat internasional. Prestasi itu, bisa menjadi motivasi bagi peserta didik lainnya untuk membawa harum nama sekolah. ‘’Kami selalu mendorong peserta didik untuk berprestasi dan membawa nama baik sekolah,’’ katanya.